Ketua Umum IKA Universitas Brawijaya Ahmad Erani Yustika mengatakan, kelompok ini memiliki kemampuan daya beli luar biasa besar. Dengan begitu, kelompok ini akan mampu menggerakkan ekonomi, sehingga Indonesia memiliki ruang yang besar untuk memasuki pasar internasional.
"Jika konsistensi dijaga, maka prediksi beberapa lembaga pemeringkat internasional ihwal Indonesia yang akan ada di lima besar ekonomi dunia pada 2050 tidak mustahil terjadi," kata dia dalam webinar, Rabu, 8 September 2021.
Meski begitu, Erani menyebut, ada tiga agenda yang harus dilakukan terkait investasi dan perkembangan ekonomi domestik agar mencapai ekonomi terbesar dunia tadi. Pertama, yaitu demokratisasi ekonomi dalam kaitannya dengan pemerataan di berbagai hal.
"Pemerataan wilayah, pemerataan antar pelaku ekonomi di berbagai sektor, antar alat produksi dan seterusnya. Juga distribusi alat-alat ekonomi kepada UMKM dan seterusnya. BKPM harus terus bisa mendampingi UMKM agar terus bisa tumbuh," ungkapnya.
Kedua, ia menambahkan, literasi teknologi dalam ekonomi yang merupakan inti persoalan perlu diselesaikan. Menurutnya, ke depan teknologi tidak akan mungkin bisa dijauhkan dari aktivitas ekonomi sehingga pemerataan akses teknologi dan digitalisasi menjadi hal pokok.
"Ketiga, inklusivitas investasi, yakni menyangkut penyerapan tenaga kerja lokal di daerah, investasi daerah, green investasi atau kesejahteraan lingkungan, yang menjadi bagian dari mandat inklusivitas investasi," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News