Sri Mulyani menyebut, realisasi belanja APBD ini memang mengalami kendala. Hingga akhir Mei, realisasi belanja APBD baru Rp231,32 triliun. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, realisasinya tercatat mencapai Rp291,72 triliun atau 24,9 persen dari pagu.
"Kita betul-betul berharap bisa segera diakselerasi karena ini sangat-sangat menentukan bagi pemulihan ekonomi dan kelancaran penanganan covid," kata dia dalam video conference di Jakarta, Senin, 21 Juni 2021.
Ia menambahkan, APBD sebetulnya memiliki peran yang sangat penting dalam ekonomi dan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sayang realisasi baik belanja maupun penerimaannya tidak lebih baik dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, realisasi pendapatan APBD juga tercatat baru Rp291,72 triliun atau 27 persen dari targetnya. Sementara pada Mei tahun lalu, realisasi pendapatan APBD bisa mencapai Rp318,42 triliun atau 32,5 persen dari target APBD 2020.
"Kalau kita lihat untuk realisasi pendapatan APBD bulan Mei adalah sebesar 27 persen dari sisi pendapatan APBD baik itu dari TKDD maupun PAD mereka. Tentu karena kondisi ekonomi di daerah yang mengalami penurunan sehingga PAD-nya menurun," ungkapnya.
Meski begitu, Sri Mulyani mengaku cukup senang dengan jumlah simpanan uang pemda yang mulai berkurang pada akhir Mei menjadi Rp175 triliun. Padahal pada bulan lalu, jumlah simpanan pemda yang ada di perbankan masih mencapai Rp194,54 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id