"Nilai pas saya belum tahu tapi kita prediksi setiap tahun kenaikan antara 10 sampai 15 persen. Itu normal ya. Saya katakan begini, kalau kita bisa tarik satu industri besar dia akan bawa vendor-vendornya," ujar Direktur Eksekutif HKI, Fahmi Shahab di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta, Jumat (6/5/2016).
Dirinya menambahkan, pertumbuhan tahun ini memang tak akan jauh berbeda dari tahun lalu. Sementara menurut wilayah realisasinya, investasi akan tergantung pada ketersediaan lahannya.
"Enggak tentu ya. Misalnya tahun ini daerah Bekasi sudah habis, makanya akan bergeser ke Serang. Makanya akan ramai di sana. Kalau masuknya otomotif dia akan lebih ke Karawang. Tergantung jenis industrinya," jelas dia.
Lebih lanjut, menurut Fahmi, perkembangan kawasan industri masih berpusat di wilayah barat Indonesia. Dirinya juga berharap setiap kawasan industri bisa menjual hingga 300 hektar kepada end user.
"Kebanyakan di Jawa Barat, Batam, Jawa Timur sedang dikembangkan besar-besaran. Ada AKR grup sampai 3.000 hektare. Jadi investor akan melihat bahwa ini akan cocok masuk ke yang mana," kata Fahmi.
Sedangkan untuk mengembangkan kawasan industri di Indonesia Timur, kata Fahmi, harus ditentukan potensi yang ada. Misalnya saja potensi nikel yang ada di Morowali sehingga industri yang masuk diharapkan sesuai dengan potensi daerahnya.
"Seperti di Morowali ada nikel, jadi tergantung potensi alam yang ada. Wilayah timur masalahnya infrastuktur. Pemerintah harus menggiring dan menyiapkan infrastrukturnya. Karena 74 persen masih di Jawa saat ini. Nanti targetnya akan 60 (persen) Jawa dan 40 (persen) luar Jawa," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News