"Karena artinya ada pemekaran wilayah. Kalau ada wilayah baru, apalagi kemungkinan di luar Pulau Jawa, pastinya secara infrastruktur berbeda jauh dengan Jakarta. Itu berarti butuh investasi besar-besaran, dan akan menarik FDI," jelas analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi saat dihubungi Medcom.id, Rabu, 1 Mei 2019.
Sejauh ini Wafi melihat wacana pemindahan ibu kota belum memberi pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Pertama, itu wacana sejak beberapa tahun lalu, dan investor sudah cukup paham. Jadi untuk saat ini belum memberi pengaruh terhadap market," imbuhnya.
Lebih lanjut, Wafi menilai IHSG punya potensi tetap positif usai perayaan hari buruh yang jatuh setiap 1 Mei. Meski di satu sisi, demo buruh yang meminta kenaikan UMR berpotensi memberi sentimen negatif pada pasar.
"Setelah hari buruh besok saya kira masih cukup positif, meski di satu sisi biasanya buruh minta naik UMR dan negatif untuk market," kata dia.
Alasan IHSG bakal tetap menghijau merujuk pada laporan kinerja emiten di kuartal I-2019 yang hasilnya mayoritas positif. "Di samping itu ada dividen season di mana emiten-emiten membagikan dividennya kepada investor, jadi kelihatannya akan tetap positif," tuturnya.
Wafi menilai pergerakan IHSG masih akan naik-turun seiring situasi politik pascapemilu. IHSG diramalkan masih menguat meski terbatas.
"Sampai akhir Mei 2019 bisa sampai level 6.600. Secara fundamental masih positif," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id