"Dari sektor kesehatan, anggaran kesehatan itu dibandingkan tahun lalu yang di PEN naik 300 persen," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021 secara virtual, Selasa, 9 Maret 2021.
Ia menambahkan, kenaikan anggaran kesehatan ini digunakan untuk menangani pandemi covid-19 dari sisi kesehatan. Misalnya saja untuk peningkatan testing dan tracing, serta program vaksinasi yang telah dimulai sejak pertengahan Januari lalu.
"Dengan naik 300 persen berarti terkait dengan testing, tracing, kemudian therapeutic (antara lain biaya perawatan), vaksinasi itu sudah dimasukan," ungkapnya.
Jika dirinci, anggaran kesehatan terdiri dari diagnostik testing dan tracing Rp9,91 triliun, biaya perawatan Rp61,94 triliun, program vaksinasi Rp58,18 triliun, insentif pajak kesehatan Rp18,61 triliun, serta penanganan lainnya Rp27,67 triliun.
Sementara secara keseluruhan, anggaran program PEN 2021 dialokasikan Rp699,43 triliun atau meningkat 21 persen dari realisasi tahun lalu yang sebesar Rp579,78 triliun. Selain kesehatan, anggaran PEN digunakan untuk mendukung empat sektor lainnya.
Untuk perlindungan sosial, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp157,41 triliun, program prioritas Rp122,42 triliun, dukungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan korporasi Rp184,83 triliun, serta insentif usaha Rp58,47 triliun.
"Kita melihat tetap dibutuhkan kehadiran pemerintah dalam bentuk kebijakan anggaran, sehingga program pemulihan ekonomi ini kita menaikkan anggarannya mendekati Rp700 triliun," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News