Kepala BPS Suhariyanto mengatakan konsumsi rumah tangga tercatat kontraksi 2,23 persen. Padahal komponen konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan porsi mencapai 56,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Konsumsi rumah tangga masih mengalami kontraksi 2,23 persen, tapi kontraksi ini menunjukan arah yang membaik kalau kita bandingkan dengan kontraksi di kuartal II, kuartal III, dan kuartal IV (2020)," katanya dalam video conference di Jakarta, Rabu, 5 Mei 2021.
Selain konsumsi rumah tangga, kontraksi pada komponen investasi juga menyebabkan pertumbuhan ekonomi belum bisa positif. Padahal investasi menyumbang hampir 32 persen dari PDB, sehingga bersama konsumsi rumah tangga totalnya mencapai 88,9 persen.
"Tantangan yang kita hadapi adalah konsumsi rumah tangga, dimana masih mengalami kontraksi minus 2,23 persen. Sementara investasi masih kontraksi tapi sudah mendekati titik nol karena kontraksinya sangat tipis yaitu 0,23 persen," ungkapnya.
Meski begitu, Suhariyanto menyebut kontraksi pertumbuhan ekonomi di kuartal I- 2021 ini lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini didukung oleh kinerja konsumsi pemerintah, serta ekspor dan impor yang mulai tumbuh positif di periode ini.
"Selama kuartal I ini tiga komponen yang tumbuh menggembirakan, konsumsi pemerintah tumbuh 2,96 persen, ekspor tumbuh impresif 6,74 persen, impor juga tumbuh 5,27 persen," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News