"Karena itu kita ciptakan suasana di mana pembahasan exit policy tetap mendukung pemulihan ekonomi di negara berkembang," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Finance and Central Bank Deputies (FCBD) Meeting di Nusa Dua, Bali, Kamis, 9 Desember 2021.
Ia menjelaskan bangkitnya ekonomi global di negara-negara maju yang diikuti dengan kenaikan inflasi juga mendorong perubahan kebijakan yang lebih ketat (tapering). Hal ini akan mendorong pemulihan yang tidak merata dan membebani negara berkembang.
Sementara itu, pandemi yang berkepanjangan akan menimbulkan scarring effect. Karena itu, exit strategy yang tepat dan upaya mengatasi scarring effect menjadi prasyarat pemulihan yang berkelanjutan.
"Oleh karena itu, Presidensi G20 Indonesia mengusung tema Recover Together, Recover Stronger," terang dia.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menambahkan agenda prioritas finance track dalam Presidensi G20 relevan dengan tugas BI. Di antaranya kerja sama internasional dalam normalisasi kebijakan moneter, penerapan regulasi di sektor keuangan dan digitalisasi sistem pembayaran, termasuk Central Bank Digital Currency (CBDC).
“Pertemuan awal ini berperan penting dalam memastikan keberlanjutan kepemimpinan G20 dalam mendukung pemulihan ekonomi global baik dalam jangka pendek maupun panjang, sejalan dengan tema recover together, recover stronger," imbuh dia.
Berikut enam agenda prioritas finance track yang dibahas hari ini:
1. Exit Strategy to Support Recovery
2. Addressing Scaring Effect to Secure Future Growth
3. Payment System in Digital Era
4. Sustainable Finance
5. Digital Financial Inclusion
6. International Taxation
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News