Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kenaikan tipis dari konsumsi rumah tangga karena pergerakan masyarakat kelas atas masih menahan konsumsi atau memilih untuk menyimpan uang di bank dan berinvestasi.
"Ada beberapa indikasi persentase pendapatan yang dikonsumsi triwulan I-2018 lebih rendah dari triwulan I-2017 karena uang di tabung dan investasi," katanya ditemui di Gedung Pusat BPS, Jakarta, Senin, 7 Mei 2018.

Sumber: BPS
Kecuk, sapaannya, menuturkan pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh terutama pada kelompok restoran dan hotel, kelompok kesehatan dan pendidikan, serta kelompok makanan dan minuman. Di samping itu, pengeluaran Konsumsi Pemerintah juga tumbuh positif dengan realisasi belanja barang dan belanja bantuan sosial meningkat 87,61 persen.
"Kalau dilihat fenomena yang lapisan bawah menunjukkan kenaikan pada bansos dan UMP," imbuh dia.
Meski tumbuh stagnan, Kecuk berharap konsumsi rumah tangga di kuartal berikutnya akan tumbuh lebih baik seiring prediksi pertumbuhan ekspor yang mulai surplus pada Maret lalu. Adapun ekspor barang dan jasa pada triwulan I-2018 tumbuh 6,17 persen atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Hampir semua orang spending-nya lebih kemudian saya berharap ekspor juga membaik, ekspor akan meningkat kenaikan harga komoditas yang tinggi serta harus ada diversifikasi produk ekspor," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News