"Memang lebih rendah (dibandingkan defisit 2013), perkiraan hampir sama dengan 2012 sekitar USD1,4 miliar-USD1,6 miliar," ujar Enny melalui sambungan telepon, Sabtu (13/12/2014).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) impor Januari–Oktober 2014 mencapai USD149,70 miliar, sementara ekspor tercatat sebesar USD148,06 miliar. Dengan begitu, terjadi defisit neraca perdagangan sebesar USD1,64 miliar.
Menurut Enny, defisit neraca perdagangan hingga akhir tahun masih bisa berkurang, sebab prediksi November dan Desember akan membukukan surplus meskipun tidak besar. Utamanya tertolong dari penurunan impor minyak dan gas (migas). Sementara ekspor nonmigas relatif stagnan karena yang membaik baru minyak sawit mentah (crude palm oil).
"Bisa USD1,4 miliar kalau impor migas berkurang signifikan. Katakanlah bisa menyetop penyelundupan dan kebocoran akan mengurangi impor signifikan, dampaknya akan surplus di November dan Desember," ucapnya.
Lebih jauh, Enny optimistis neraca perdagangan di 2015 akan membaik, bahkan bisa mencatatkan surplus. Kuncinya menjaga impor migas. Di sisi lain, melakukan penetrasi ekspor pasar-pasar non tradisional. Kombinasi ini bisa memperbaiki neraca perdagangan di tengah situsai perekonomian global seperti Amerika, Tiongkok, dan Jepang yang masih melambat.
"Mulai ekspor ke non tradisonal, Afrika Selatan, amerika latin dan timur tengah. Yang dibutuhkan itu supporting untuk memperbear surplus, nah pasar tradisional untuk memperbesar," tuturnya.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Peragangan Nus Nuzulia Ishak mengungkapkan, capaian ekspor nonmigas ke negara-negara prospektif market untuk periode Januari-September 2014 sebesar USD19,27 miliar. Realisasinya mencapai 81,41 persen dari target yang dicanangkan selama 2014 sebesar USD23,67 miliar.
"Kalau kontribusi ekspor non migas ke prospektif market pada 2014 mencapai 17,6 persen. Angka itu lebih tinggi 2,3 persen dibandingkan kontribusi 2013 yang hanya 15,3 persen," ucapnya.
Nus mengatakan, lima negara yang peningkatannya besar ialah Uni Emirat Arab, Afrika Selatan, Kamboja, Peru, dan Meksiko. Capaian target ekspor nonmigas Uni Emirat Arab untuk periode Januari-September 2014 dibandingkan total target per negara secara kesuluruhan 2014 mencapai 116,66 persen dan Afrika Selatan sebesar 91,34 persen. Sementara Kamboja mencapai 99,43 persen, Peru sebesar 95,02 persen, dan Meksiko 88,76 persen.
Adapun realisasi ekspor nonmigas untuk tujuan pasar utama selama periode Januari-September 2014 sebesar 69,12 persen dari target 2014 yang sebesar USD111,63 miliar. Realisasi ekspor yang di atas 80 persen hanya Italia dan Spanyol. Adapun Tiongkok sebesar 58,32 persen, Jepang sebesar 66,61 persen, dan Amerika Serikat sebesar 77,64 persen dari total target per negara 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News