"Menurut hasil laporan yang diberikan pada saya, 2050 kurang lebih separuh Jakarta akan kelelep," ujarnya saat peresmian Pusat Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan di Lobby Gedung Fakultas Teknik UI Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (9/92014).
Hal ini karena hampir semua perumahan yang ada di Jakarta menyedot air tanah, sehingga menyebabkan tingkat kemiringan permukaan tanah atau daratan turun.
"Ini menyangkut ketahanan air dalam bidang infrastruktur. Ketahanan itu bukan hanya melulu soal keamanan, namun ada juga soal ketahanan air yang menjadi pekerjaan rumah kita," ucapnya.
Untuk mengatasi perkiraan tersebut, CT menyebut pemerintah telah mendisain beberapa proyek infrastruktur yang diharapkan dapat mengatasi penurunan permukaan tanah salah satunya yakni pembangunan Giant Seawall.
"Ini jadi PR, pemerintah sudah siapkan proyek Giant Seawall. Namun, masih sebatas perencanaan," tuturnya.
CT menuturkan, pembangunan proyek tersebut membutuhkan pembiayaan yang besar. Namun, untuk pembangunan-pembangunan proyek seperti ini, katanya, tak selalu harus menggunakan dana dari APBN.
"Kalau ditanya butuh, ya butuh. Ini bukan berarti gak perlu dana ya. Tapi tidak selalu memakai dana APBN. Dana APBN hanya boleh digunakan untuk membangun infrastruktur yang diperuntukkan bagi orang miskin. Orang kaya enggak boleh pakai APBN," imbuhnya.
Lebih lanjut, tambahnya, biarlah dunia usaha dan pihak swasta yang mengucuri dana untuk proyek seperti ini.
"APBN itu untuk bangun pelabuhan perintis, airport perintis, bangun listrik untuk masyarakat yang tidak mampu. APBN haram hukumnya buat proyek orang kaya," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News