"Pengenalan transaksi nontunai diharapkan mempermudah transaksi dan membantu manajemen keuangan, serta membuka akses keuangan para nelayan," tutur Agus, dalam siaran persnya, seperti dikutip dari laman BI, Sabtu (13/8/2016).
Menurut dia, belum terjangkaunya akses keuangan tersebut menimbulkan kesulitan memperoleh pembiayaan, yang diperlukan untuk pengembangan usaha. Selain itu, penghasilan nelayan yang antara lain bergantung pada faktor cuaca membuat manajemen keuangan nelayan sangat penting.
Penyerahan Kartu Lantera hari ini juga merupakan bagian dari komitmen BI menjalankan Gerakan Nasional Nontunai (GNNT), yang telah dicanangkan sejak 2014. GNNT dilakukan untuk memperkenalkan sekaligus mendorong penggunaan transaksi nontunai di Indonesia.
"Hingga saat ini, usaha berbagai pihak telah memungkinkan berkembangnya transaksi nontunai, misalnya dalam pembayaran di berbagai transportasi umum," tambah dia.
Sekadar informasi, Kartu Lantera merupakan kartu elektronik yang dapat digunakan oleh nelayan terutama untuk transaksi pembelian peralatan tangkap ikan dan kebutuhan sehari-hari. Ke depan, fitur kartu Lantera ini akan dikembangkan menjadi berbasis uang elektronik terdaftar (registered) dan diintegrasikan dengan kartu ATM/Debet dengan media ponsel dan kartu.
Adanya integrasi ini maka kartu Lantera juga dapat dimanfaatkan untuk penyaluran bantuan kepada komunitas nelayan serta disinkronisasikan dengan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Dalam penerbitan kartu ini, BI bekerja sama dengan lima bank penerbit kartu elektronik, yaitu Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara, dan Bank Central Asia.
Penyerahan 1.000 kartu Lantera kepada 1.000 nelayan secara serentak diharapkan dapat dilanjutkan pula dengan pengenalan nontunai kepada nelayan di seluruh daerah di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News