Wakil Presiden Jusuf Kalla (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Wakil Presiden Jusuf Kalla (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

Wapres Sebut Indonesia-Iran Jajaki Perluasan Kerja Sama Ekonomi

Dheri Agriesta • 19 Mei 2016 13:59
medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima kunjungan Menteri Ekonomi dan Keuangan Iran Tayeb Zadeh Nia, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta. Kunjungan Tayeb untuk membicarakan peningkatan kerja sama di bidang ekonomi setelah pencabutan sanksi internasional terhadap Iran.
 
"Bertemu untuk meningkatkan hubungan, kita punya rencana meningkatkan hubungan ekonomi yang lebih baik setelah Iran tidak lagi disanksi. Indonesia mempunyai banyak kesempatan untuk itu," kata Kalla, usai pertemuan di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (19/5/2016).
 
Sanksi internasional diberikan kepada Iran atas aktivitas nuklir mereka. Sanksi ini dicabut Januari lalu di Wina Austria. Uni Eropa dan Amerika Serikat menilai, pencabutan sanksi dilakukan karena Iran dianggap telah memenuhi komitmen dalam pengembangan nuklir.

Kalla membeberkan, Iran dan Indonesia memiliki kerja sama dalam perdagangan minyak dan beberapa industri. Kerja sama di sektor perminyakan berjalan sejak beberapa tahun lalu, bahkan saat Iran mendapatkan sanksi ekonomi internasional.
 
Setelah pencabutan sanksi ini, kata Kalla, kerja sama di bidang perdagangan dan sektor lainnya dapat berjalan lebih leluasa. Hal ini diharapkan memberi keuntungan bagi kedua belah pihak. "Sekarang kita ingin memperbaiki hubungan di bidang perbankan," kata Kalla.
 
Sementara itu, Menteri Ekonomi dan Keuangan Iran Tayeb Zadeh Nia menyambut baik penjajakan hubungan kedua negara setelah pencabutan sanksi ini. Tayeb mengatakan, sanksi ekonomi yang diberikan kepada Iran karena aktivitas nuklir yang digunakan untuk pembangkit listrik telah membatasi hubungan dengan Indonesia.
 
Tayib pun siap menyambut kedatangan era baru kerja sama yang lebih leluasa. "Kami siap untuk meningkatkan hubungan perekonomian dengan Indonesia dan menjadikannya sama seperti era sebelum sanksi yaitu USD2 miliar," kata Tayib.
 
Nilai USD2 miliar merupakan target jangka pendek yang dipatok pemerintah Iran. Tayib yakin, nilai kerja sama kedua negara dapat naik menjadi USD5 miliar nantinya. Kedua negara pun akan memperluas kerja sama perdagangan. Sektor komoditas menjadi sasaran perluasan kerja sama ini.
 
Adapun sekarang ini Indonesia tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur seperti pembangkit listrik, bendungan, dan industri lainnya. Iran melihat hal ini sebagai peluang untuk turut serta.
 
"Jasa keinsinyuran dapat dilakukan kerja sama, dan sektor industri lain seperti pembangunan pembangkit listrik, bendungan, industri petrokimia, teknologi canggih seperti nano dan bio, serta perdagangan minyak mentah. Kami melihat tidak ada keterbatasan apapun untuk memperluas hubungan ekonomi dengan Indonesia," pungkas Tayeb.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan