Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: AFP.
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: AFP.

Sri Mulyani Bawa Bad News Soal Ekonomi Dunia

Annisa ayu artanti • 26 Juni 2023 15:50
Jakarta: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kabar buruk terkait kondisi ekonomi global seusai dirinya menghadiri Paris Summit 2023.
 
Dia bilang, saat ini tren ekonomi global masih tertahan dan tidak pasti. Hal itu sesuai dengan prediksi-prediksi yang telah dikeluarkan oleh lembaga dunia seperti seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, hingga Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) bahwa tahun ini adalah tahun yang cukup lemah dibandingkan tahun tahun sebelumnya.
 
"Saya baru saja kembali dari Paris Summit 2023 dan memang menggambarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global masih tak pasti," katanya dalam  konferensi pers APBN KiTa edisi Juni 2023 yang dipantau daring, Senin, 26 Juni 2023.
 
Baca juga: Ini Dia Penyebab Pertumbuhan Indonesia Melambat di 2023 Versi Bank Dunia  

Ia membeberkan Bank Dunia telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini hanya akan berada di kisaran 2,1 persen. Sementara IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global 2023 sebesar 2,7 persen dan proyeksi OECD sebesar 2,7 persen.

"Pelemahan ini disebabkan oleh berbagai hal," sebutnya.
 
Sedangkan untuk tahun depan, lanjut Sri Mulyani ekonomi global akan lebih sedikit membaik namun masih diselimuti ketidakpastian.
 
Adapun proyeksi perdagangan internasional tahun ini menunjukan perlemahan paling signifikan yaitu hanya sekitar 2,4 persen, jauh melemah dari tahun lalu yang masih 5,1 persen, atau bahkan 2021 yang tumbuh 10,6 persen.
 
"Dengan pelemahan ekonomi permintaan global yang menurun, maka inflasi diperkirakan akan menurun namun levelnya masih tinggi dari sebelum pandemi," jelasnya.
 
Sri Mulyani juga menyampaikan soal eskalasi geopolitik, seperti di Ukraina dan beberapa negara besar di dunia serta debt distress di negara berkembang maupun negara maju juga masih memberi tekanan pada perekonomian global.
 
“Beberapa negara sektor keuangannya mengalami kerapuhan. Inflasi tinggi dan suku bunga yang meningkat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan erosi pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut,” tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan