Mengutip keterangan tertulis, Kamis, 31 Agustus 2023, hal itu dikatakan Jokowi saat membuka Kongres Nasional (Mahasabha) XIII Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) 2023, yang di gelar di Universitas Tadulako, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
"Dalam mendukung momentum transformasi ekonomi hijau ini, saya minta KMHDI untuk mempersiapkan diri, mempelajari ilmu pengetahuannya. Pelajari mengenai carbon trading, pelajari mengenai carbon market, pelajari mengenai climate entrepreneurship, pelajari mengenai waste recycling, dan pelajari mengenai battery technology,” ujar Presiden.
Kepala Negara juga mendorong perguruan tinggi untuk beradaptasi dengan perubahan dunia yang begitu cepat, termasuk kebutuhan untuk pengembangan ekonomi hijau.
"Kalau masih kita fakultasnya masih fakultas ekonomi, fakultasnya masih fakultas teknik, fakultas masih fakultas apa lagi, sosial politik, dunia perubahannya sudah sangat cepat sekali, jadi kita semuanya memang harus memiliki inovasi dan keinginan untuk menyongsong perubahan-perubahan itu," ujar dia.
Baca: Bank DKI Genjot Program Transformasi 5.0 |
Saat ini, kata Presiden, hampir semua negara berbondong-bondong untuk melakukan transformasi ke ekonomi hijau yang dapat mengurangi dampak dari perubahan iklim.
“Ekonomi dunia sekarang transformasi ke green economy, pembiayaan, pendanaan, sekarang juga sama larinya ke untuk terutama industri-industri yang green, green industries. Penggunaan energi juga sama, beralih semuanya ke green energy, karena kita semua ingin mengurangi dampak dari perubahan iklim,” ujar dia.
Presiden mengatakan, transformasi menuju ekonomi hijau memberikan tantangan sekaligus membuka peluang bagi Indonesia yang memiliki potensi besar mulai dari energi panas bumi hingga air.
“Kita memiliki 434 ribu energi hijau, baik itu yang namanya geotermal 24 ribu megawatt, hydropower (sungai), karena kita memiliki 4.400 sungai, potensinya 95 ribu megawatt, solar panel (matahari) lebih besar lagi, kita memiliki potensi 169 ribu megawatt," kata Presiden.
"Angin kita juga memiliki beberapa provinsi di Sulawesi sudah kita coba, hasilnya juga baik, kita memiliki 68 ribu megawatt. Inilah potensi yang kita miliki sehingga akan menarik investasi,” tambah Presiden.
Membangun kawasan industri hijau
Selain itu, pemerintah juga tengah membangun kawasan industri hijau atau green industrial park di Kalimantan Utara. Kawasan seluas 30 ribu hektare ini menggunakan energi hidro dari Sungai Kayan.“Kekuatan ini kalau kita gunakan betul akan menjadi kekuatan negara kita. Karena negara lain tidak memiliki potensi energi yang seperti tadi saya sampaikan. 434 ribu megawatt adalah kekuatan besar. Kewajiban kita bersama untuk selalu terus konsisten terhadap visi negara, utamanya visi taktis strategi besar dalam bersaing dengan negara-negara lain,” ucap dia.
Pada kesempatan itu, Presiden juga meminta para kader KMHDI untuk menjaga keseimbangan hubungan manusia dan alam yang dinilainya sejalan dengan ajaran Hindu Tri Hita Karana.
“Tri Hita Karana salah satunya adalah palemahan, kesempurnaan hubungan manusia dengan alam. Ini yang sering dilupakan, terlupakan dalam kehidupan modern kita. Kita berpikir seakan-akan alam baik-baik saja, tapi tahu-tahu datang gelombang panas di hampir sebagian negara di dunia ini,” kata dia.
Presiden pun meminta anggota KMHDI untuk berperan aktif dalam menjaga alam sekaligus mengurangi dampak perubahan iklim. “Saya titip KMHDI sosialisasikan mengenai jaga hutan, jaga air, pengelolaan sampah, terutama sampah plastik, mengurangi polusi, sudah mulai menjadi masalah besar kita polusi saat ini,” kata Presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News