Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan, karakteristik SBR010 yang memiliki kupon mengambang dengan tingkat minimal merupakan suatu keunggulan. Apalagi di era suku bunga rendah seperti sekarang ini.
"Di tengah era suku bunga rendah saat ini, SBR010 memiliki fitur kuponnya floating with floor yang jarang dimiliki instrumen investasi lainnya," kata dia dalam video conference di Jakarta, Senin, 21 Juni 2021.
Ia menjelaskan, dengan fitur floating with the floor ini imbal hasil SBR010 ini dipatok minimal kupon saat penerbitan. Di sisi lain investor berpotensi menerima imbal hasil lebih tinggi jika suku bunga acuan yaitu BI 7 day reverse repo rate meningkat.
"Oleh karena itu, saya menawarkan kupon yang kompetitif dibandingkan produk investasi keuangan lainnya serta adanya perlindungan dari inflasi. SBR010 juga dapat digunakan melindungi investor dari risiko fluktuasi bunga di pasar," ungkapnya.
Tingkat kupon untuk tiga bulan pertama 22 Juli 2021 sampai dengan 10 Oktober 2021 adalah sebesar 5,10 persen, berasal dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yaitu sebesar lima persen ditambah spread tetap 160 basis poin (bps) atau 1,60 persen.
Sementara tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap tiga bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo. Penyesuaian tingkat kupon didasarkan pada suku bunga acuan ditambah spread tetap 160 bps atau 1,60 persen.
Pembayaran kupon akan dilakukan setiap tanggal 10 setiap bulan. Pembayaran kupon pertama kali adalah 10 September 2021, sedangkan periode pengajuan early redemption dibuka pada 27 Juli hingga 4 Agustus 2022 dengan nilai maksimal sebesar 50 persen dari transaksi pembelian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News