Kendati demikian, Pengamat Ekonomi Indef Didik J Rachbini mengatakan, paket kebijakan ekonomi ini lebih baik diterapkan sekarang daripada tidak diterapkan sama sekali. Namun, dirinya meminta agar pemerintah benar-benar fokus mengejar ketertinggalan ini.
"Jadi paket kebijakan ini sudah terlambat sekali. Tetapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali," ujar Didik, dalam sebuah diskusi, di Kantor Indef, Jakarta Selatan, Sabtu (3/10/2015).
Dari paket kebijakan ekonomi yang sudah dikeluarkan ini, Didik meminta kepada pemerintah agar memperbaiki struktur neraca transaksi perdagangan dan struktur neraca transaksi berjalan yang sudah jebol sejak 2012. Jebolnya neraca tersebut disebabkan lantaran komoditas ekspor utama jatuh di pasar internasional.
"Ini yang harus diatasi lebih dulu dengan paket-paket tersebut," ungkap Didik seraya menambahkan bahwa paket tersebut juga dibutuhkan untuk meningkatkan kepercayaan dari masyarakat, bahkan investor.
Didik menambahkan, sebenarnya krisis yang terjadi di Indonesia saat ini sudah terjadi sejak 2010 pada era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemudian, krisis ini berlanjut pada Pemerintahan Jokowi.
"Kriris sejak zaman SBY di 2010, harga batu bara jebol, perdagangan jebol, minus besar. Yang maslah itu cuman ini. Yang harusnya sudah diketahui Pemerintahan Jokowi," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News