Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan mengatakan untuk membiayai pelebaran defisit tersebut, Pemerintah perlu menambah penerbitan surat utang sebesar Rp17 triliun.
"Pelebaran defisit 2016 dari 2,35 persen jadi 2,50 persen, persisnya ada penambahan penerbitan surat utang Rp17 triliun," kata Robert, di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (19/8/2016).
Menurut Robert, dengan penambahan Rp17 triliun tersebut, maka perkiraan gross penerbitan surat berharga negara (SBN) menjadi Rp628 triliun. Sementara diakui dirinya, sisa penerbitan utang tahun ini sekitar Rp100 triliun.
Diakui Robert, pada saat defisit masih 2,35 persen, sisa lelang juga tinggal Rp100 triliun. Angka tersbeut berkurang karena di penerbitan utang terakhir, Pemerintah mengeluarkan Rp18 triliun. Namun, karena adanya pelebaran defisit 2,5 persen ada tambahan penerbitan lagi Rp17 triliun, sehingga posisi gross-nya kembali ke awal. Lebih jauh, Robert menargetkan sisa penerbitan bisa dieksekusi hingga Oktober ini.
"Ini kan masih Agustus, dengan financing 2,5 persen, kita perkirakan pertengahan Oktober kita selesai eksekusi," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id