"Pemerintah saja gunakan 24.400 aplikasi, tidak efisien, bekerja sendiri-sendiri. Di setiap K/L atau pemda punya aplikasi yg beda-beda setiap unitnya, sangat tidak efisien," kata dia dalam rangkaian side event G20 di Nusa Dua Bali, Senin, 11 Juli 2022.
Ia menyebut, pemerintah akan membuat satu aplikasi khusus yang bisa dimanfaatkan oleh berbagai kementerian/lembaga sehingga lebih efisien. Bahkan dari 24 ribu aplikasi tersebut, Jhonny menilai hanya perlu delapan aplikasi untuk berbagai layanan pemerintah.
| Baca juga: Pemerintah Punya Ribuan Aplikasi, Sri Mulyani: Tidak Semua Beroperasi! |
"Kita harus menata ulang menghasilkan satu super aplikasi Indonesia, paling tidak hanya cukup delapan aplikasi yang terintegrasi yang memudahkan komunikasi. Ini sedang kita siapkan dalam roadmap Kominfo, dari 24 ribu kita pelan-pelan mulai lakukan shutdown tutup dan pindahkan pelan-pelan," ungkapnya.
Jhonny memperkirakan efisiensi ini bisa menghemat puluhan ribu triliunan anggaran pemerintah yang selama ini digunakan untuk membuat aplikasi. Ia berharap penghematan ini dapat memberikan dampak luar biasa terhadap kemajuan digitalisasi di Indonesia.
"Saya meyakini efisiensi akan lebih tinggi dari intervensi fiksal yang Ibu Sri Mulyani keluarkan saat ini, puluhan ribu triliun ini hematnya. Kalau ini bisa dilakukan ini luar biasa untuk kita. Banyak hal yang kita lakukan saat ini untuk ICT infrastruktur," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
