"Setelah di 2016, pendapatan dan perekonomian masih bisa diandalkan dari penerimaan tax amnesty, maka di 2017 tidak lagi dan diharapkan bisa dari investasi dengan total Rp800 triliun," ujarnya di Medan, seperti dikutip dari Antara, Kamis 23 Februari 2017.
Dia mengatakan itu usai meninjau PT Musim Mas di Kawasan Industri Medan (KIM) II, Belawan. Menperin menegaskan, selain investasi, kekuatan perekonomian Indonesia juga diharapkan dari penguatan daya beli masyarakat.
Oleh karena itu, kata menteri, pemerintah terus mendorong peningkatan investasi dan daya beli di dalam negeri. Apalagi potensi pasar di Indonesia sangat luar biasa bahkan bisa menjadi penyanggah gonjang ganjing perekonomian dunia.
Airlangga menyebutkan dari target Rp800 triliun itu, pemerintah mengandalkan 50 persennya berasal dari investasi di sektor industri termasuk di persawitan yang nyatanya masih menjadi andalan Indonesia. Untuk di 2017 hingga 2019 sudah ada investasi Rp350 triliun dimana investasi itu bisa ciptakan 500.000 tenaga kerja.
"Target investasi Rp800 triliun itu optimistis dicapai tetapi memang perlu kerja keras," tegas Airlangga.
Pemerintah sendiri terus berupaya mendorong tumbuhnya industri dengan melakukan banyak upaya. Mulai menciptakan iklim usaha yang kondusif, melakukan deregulasi, menerbitkan paket kebijakan ekonomi, pembangunan infrastruktur dan tax holiday.
Airlangga mengakui bahwa industri pengolahan sawit masih menjadi andalan industri di Indonesia.
"Kinerja Musim Mas yang sudah bisa mengekspor banyak produk olahan dan hingga ke 13 negara dengan kemampuan bisa memenuhi semua persyaratan dalam negeri dan internasional juga memberi andil besar dalam peningkatan industri Indonesia," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News