"Saat ini Kementerian Keuangan masih melihat 2022 kita akan tumbuh di kisaran 4,8-5,5 persen," kata dia, dalam video conference, Selasa, 22 Februari 2022.
Ia mengungkapkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 ini masih sejalan dengan perkiraan dari berbagai lembaga internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF) yang memprediksi sebesar 5,6 persen, Bank Dunia Grup 5,2 persen, OECD 5,2 persen, dan Bloomberg Consensus Forecast 5,2 persen.
"Kita melihat memang ada faktor upside tapi kita juga melihat ada faktor risiko downside. Ini yang menjadi perhatian kita dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi 2022," ungkap dia.
Sri Mulyani menambahkan, berbagai indikator perekonomian di awal tahun ini juga menunjukan kinerja yang positif. Saat ini PMI Manufaktur Indonesia berada di level 53,7 atau menunjukan tren ekspansif, neraca perdagangan yang surplus USD0,93 miliar, serta Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang masih di level optimistis.
Ia mengakui, pemerintah berupaya untuk menjaga agar pemulihan ekonomi nasional bisa terus berlanjut. Apalagi setelah pertumbuhan ekonomi mencatat kinerja positif tumbuh di atas lima persen di kuartal IV-2021, tentu memberi keyakinan bahwa pemulihan ini bisa dijaga meski di tengah berbagai tantangan yang ada.
"Ini menggambarkan ritme dan arah pemulihannya sudah pada ritme dan arah yang tepat. Tentu kita harus menjaganya karena ini bukan suatu jaminan. Tantangan ke depan entah dari pandemi atau disrupsi suplai, komoditas, maupun geopolitik, serta kenaikan inflasi dan suku bunga dunia harus menjadi perhatian kita pada 2022," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News