Dalam diskusi panel bertema SAR, Radikalisme dan Prospek Ekonomi Indonesia 2017, Sofjan menjelaskan, sebetulnya para pengusaha sangat optimistis saat pemerintah menyelenggarakan program tax amnesty. Banyak diantaranya bahkan berminat untuk berpartisipasi.
Namun, kata dia, ketika ada aksi besar-besaran di November dan Desember tahun lalu, yang menyangkut isu SARA dan Radikalisme membuat pengusaha berpikir ulang. Ada hal lain selain stabilitas politik yang menjadi kekhawatiran mereka dalam menaruh dananya di Indonesia.
"Tentu pengusaha memperbincangkan apa yang terjadi. Jadi ada kekhawatiran," kata Sofjan di Graha CIMB Niaga, Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (23/1/2017).
Selain itu, kata mantan Ketua Umum Apindo ini, isu SARA dan Radikalisme pun ikut mengganggu investasi dari Tiongkok untuk masuk ke Indonesia. Dirinya mengatakan, investor Negeri Tirai Bambu memilih wait and see, bahkan sebagian dari mereka memilih mundur.
"Mereka tanya ada apa, jadi memilih tunggu dulu. Saya khawatir akan lebih lagi, sehingga menjadi masalah buat kita," jelas dia.
Asal tahu saja, realisasi repatriasi hingga 31 Desember 2016 tercatat sebesar Rp112,2 trilun atau sekitar 79,6 persen dari komitmen repatriasi sebesar Rp141 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News