"ASEAN selalu memiliki kemampuan untuk healthy. Asian integration saat ini di mana trading kita terbesar dengan ASEAN 21,9 persen. Kita harus lihat ekonomi AS dan Eropa sedang alami ketidakpastian dan cari pasar lain," ujar Ani, biasa ia disapa, di Kantor Apindo, Gedung Permata Kuningan, Jakarta, Jumat (3/2/2017).
Dirinya menambahkan, dalam dua tahun terakhir pertumbuhan neraca perdagangan serta neraca pembayaran Indonesia negatif. Untuk itu diperlukan ekspansi dari para pengusaha agar ekspor Indonesia bisa mengalami peningkatan.
Selain ekspansi, Ani berharap agar para pengusaha bisa lebih mendorong investasi di dalam negeri. Para pengusaha juga bisa menggambarkan bahwa iklim investasi di Indonesia sangat baik sebagai upaya menarik investor asing.
"Kita harus betul-betul menggambarkan. Ini dalam situasi saat Indonesia ada daya tarik pada policy economy. Kita tidak ingin tergantung pada sektor yang (kontribusinya bagi ekonomi Indonesia) hanya sedikit," jelas dia.
Pada kesempatan ini, Ani juga menceritakan bagaimana investasi di sektor pertanian cukup menjanjikan. Apalagi belum banyak investor yang melirik bagaimana sektor ini bisa dikembangkan.
"Investasi penting untuk bisa ciptakan daya tarik, khususnya sektor sekunder yang juga penting. Pertanian untuk primer banyak sekali pemihakan yang dimasukkan. Tapi untuk perkebunan rakyat dia masih sangat relatif low dari pertumbuhan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News