CEO JBIC Tadashi Maeda mengatakan, Samurai Bond yang diterbitkan tanpa garansi (unguaranteed) dari JBIC, diserap dengan tujuan agar investor familiar dengan risiko kredit Pemerintah Indonesia. Karena investor yang belum kenal sejarah kredit Indonesia (credit story Indonesia) tidak berani membeli obligasi.
"Karena enggak perlu lagi jaminan, kami lakukan upaya lain dengan cara akuisisi atau membeli Samurai Bond yang diterbitkan Pemerintah Indonesia," kata Maeda usai Annual Meeting dengan Pemerintah Indonesia di Kemenkeu, Jakarta Pusat, Kamis (20/10/2016).
Pembelian yang dilakukan, disebutkan Maeda yakni 30 persen dari yang diterbitkan sebanyak 100 miliar Yen. Artinya yang Samurai Bond yang diserap JBIC sebesar USD30 miliar Yen.
"Samurai Bond yang diterbitkan Pemerintah Indonesia tanpa adanya jaminan adalah 100 miliar Yen, kami ambil 30 persennya," jelas Maeda.
Sebelumnya, Direktur Pengelolaan Strategi dan Utang Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Scenaider Siahaan mengungkapkan bahwa pada hari ini telah dilakukan pricing untuk Samurai Bond sebesar 100 miliar yen.
"Pada Selasa 4 Agustus 2015, pukul 07.30 waktu Jakarta (09.30 Tokyo time), telah dilakukan pricing Samurai Bond sebesar 100 miliar Yen. Berdasarkan data Bloomberg pada jam tersebut, Yen swap offered rate untuk 3 tahun, 5 tahun, dan 10 tahun masing-masing adalah 0,21 persen, 0,30 persen dan 0,64 persen," kata Scenaider.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News