Logo Bank Indonesia di Komplek Kantor Bank Indonesia (MI/ROMMY PUJIANTO)
Logo Bank Indonesia di Komplek Kantor Bank Indonesia (MI/ROMMY PUJIANTO)

Pasokan Pangan Dorong Deflasi di Maret 2017

Eko Nordiansyah • 04 April 2017 08:09
medcom.id, Jakarta: Bank Indonesia (BI) menyebut Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2017 tercatat mengalami deflasi sebesar 0,02 persen (mtm) atau menurun dari bulan lalu yang mengalami inflasi sebesar 0,23 persen (mtm). Deflasi IHK terutama disumbang oleh deflasi komponen bahan makanan bergejolak atau volatile foods.
 
"Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK sampai dengan Maret tercatat 1,19 persen (ytd) atau secara tahunan mencapai 3,61 persen (yoy)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa 4 April 2017.
 
Kelompok volatile food pada Maret 2017 tercatat mengalami deflasi sebesar 0,77 persen (mtm) melanjutkan deflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,36 persen (mtm). Deflasi terutama bersumber dari komoditas cabai merah, beras, cabai rawit, ikan segar, telur ayam ras, dan bawang putih.

"Penurunan harga cabai dan beras terjadi seiring dengan melimpahnya pasokan karena panen. Deflasi lebih lanjut tertahan oleh kenaikan harga bawang merah dan minyak goreng. Secara tahunan, inflasi volatile food mencapai sebesar 2,89 persen (yoy)," jelas dia.
 
Inflasi inti Maret 2017 tercatat 0,10 persen (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,37 persen (mtm). Melambatnya inflasi inti pada bulan ini terutama disumbang deflasi tarif pulsa ponsel. Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok ini adalah nasi dengan lauk, ayam goreng, dan kontrak rumah. Secara tahunan, inflasi inti tercatat 3,30 persen (yoy).
 
Inflasi administered prices di Maret 2017 capai 0,37 persen (mtm), menurun dari bulan lalu sebesar 0,58 persen (mtm). Penurunan inflasi administered prices antara lain dipengaruhi deflasi tarif angkutan udara. Namun, kenaikan tarif listrik akibat penyesuaian tarif listrik tahap dua untuk pelanggan prabayar daya 900 VA nonsubsidi menahan penurunan inflasi pada kelompok ini.
 
Selain itu, lanjut Tirta, inflasi administered prices juga didorong oleh penyesuaian harga bensin, rokok kretek filter, dan rokok kretek. Secara tahunan, inflasi administered prices mencapai sebesar 5,50 persen (yoy). Ke depan, inflasi akan tetap diarahkan berada pada sasaran inflasi 2017, yaitu empat plus minus satu persen.
 
Untuk itu, koordinasi kebijakan pemerintah dan BI dalam pengendalian inflasi perlu terus diperkuat terutama dalam menghadapi sejumlah risiko terkait penyesuaian administered prices sejalan dengan kebijakan lanjutan reformasi subsidi energi oleh pemerintah, dan risiko kenaikan harga volatile food menjelang bulan puasa.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan