Ilustrasi anggaran negara - - Foto: dok MI
Ilustrasi anggaran negara - - Foto: dok MI

Pengeluaran Pemerintah Dinilai Tidak Efisien, Banyak Kebocoran

Eko Nordiansyah • 25 September 2020 17:34
Jakarta: Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyebut banyak anggaran negara yang digunakan secara tidak efisien. Bahkan kebocoran anggaran ini sering terjadi di tahun-tahun sebelumnya.

"Kita melihat enggak sedikit pengeluaran pemerintah tidak efisien, banyak bocor, tidak perlu yang tidak menghasilkan nilai tambah besar," katanya dalam video conference di Jakarta, Jumat, 25 September 2020.
 
Menurutnya setiap tahun pemerintah memangkas anggaran yang dinilai tidak perlu. Bahkan efisiensi belanja negara ini mampu mendukung tercapainya disiplin defisit anggaran di bawah tiga persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
 
"Setiap tahun (anggaran) dipotong, perjalanan dinas dipotong, meeting di hotel apakah perlu? Itu kemudian menghasilkan disiplin fiskal relatif solid. Itu juga membuat rating surat berharga kita naik," jelas dia.

Ia menambahkan selain disiplin defisit fiskal yang selalu sesuai target, pemerintah juga mampu menjaga rasio utang terhadap PDB. Dibandingkan negara berkembang lainnya, rasio utang Indonesia sebenarnya jauh lebih rendah di kisaran 30 persen dari PDB.
 
Sayangnya saat ini pemerintah melakukan pelebaran defisit anggaran menjadi 6,34 persen dari PDB. Hal ini karena kebutuhan belanja negara yang meningkat sementara penerimaan menurun selama pandemi.
 
"Ini best practice yang sudah dilakukan sampai sebelum 2020. Itu buat negara kita relatif lebih siap menghadapi 2020 dibandingkan banyak negara lain. Ketika tiba-tiba menaikkan defisit 6,34 persen, rasio utang naik dari 30 persen bisa ke 36 persen tahun ini saja," pungkasnya.  
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan