Sementara itu, realisasi pendapatan negara tahun lalu mencapai Rp2.0031 triliun atau 114,9 persen dari target APBN 2021 yakni Rp1.743,6 triliun.
"Pemulihan ekonomi terus menguat di Indonesia untuk tahun ini," ujar Henry dalam media briefing yang dipantau secara virtual, Rabu, 6 April 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia menyebutkan terdapat tiga alasan yang mendasari perkiraan peningkatan pendapatan negara yang bisa melampaui target tersebut, yaitu pertama mulai meningkatnya aktivitas ekonomi di Tanah Air.
Hal tersebut terlihat dari berbagai indikator aktivitas konsumen di triwulan pertama pada tahun ini yang semakin meningkat, seperti indeks keyakinan konsumen, indeks penjualan eceran, dan sebagainya.
Kemudian adanya beberapa perubahan dalam kebijakan pajak yang mulai diimplementasikan pada tahun ini. Henry menambahkan, alasan ketiga yakni meski terdapat kenaikan harga gandum dan minyak mentah global yang berpotensi mengerek inflasi, peningkatan harga batu bara, minyak sawit, dan nikel akan memberikan pendapatan yang lebih tinggi kepada Indonesia.
"Dengan demikian dampak shock harga komoditas terhadap kondisi fiskal seharusnya negatif, tetapi modest atau sederhana," ucap dia.
Meski begitu, ia memperkirakan inflasi yang kemungkinan meningkat hingga 3,6 persen pada tahun ini akibat kenaikan harga makanan dan bahan bakar akan memberi tekanan kepada kebijakan subsidi pemerintah.
Dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia (BI) pada tahun ini diperkirakan tak begitu suportif karena Bank Sentral akan meningkatkan kebutuhan cadangannya. Sementara pembagian beban bersama pemerintah alias burden sharing juga hanya akan dilakukan sampai akhir tahun ini.