Gubernur BI Agus DW Martowardojo dalam rapat kerja bersama Banggar DPR dan Pemerintah mengenai rancangan anggaran pendapatan belanja negara (RAPBN) 2017 mengatakan BI sedikit melakukan penyesuaian terhadap asumsi makro ekonomi 2017 dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi terkini.
Otoritas moneter merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan dari sebelumnya pada kisaran 5,2-5,6 persen menjadi 5,1-5,5 persen. Angka ini diakui Agus memang lebih tinggi dibanding perkiraan pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 4,9-5,3 persen dan masih sejalan dengan target Pemerintah dalam RAPBN 2017.
"Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi 2017 dapat berada di kisaran 5,1-5,5 persen. Poyeksi ini, sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang kami perkirakan 5,2-5,6 persen. Penyesuaian ini terkait karena pertumbuhan ekonomi global yang lebih lambat dari perkiraan," kata Agus di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (30/8/2016) malam.
Sementara untuk nilai tukar rupiah, BI merevisi perkiraan dari kisaran Rp13.300-Rp13.600 per USD menjadi Rp13.200-Rp13.500 per USD. Menurut Agus, perkiraan tersebut masih sejalan dnegan asumsi pemerintah sebesar Rp13.300 per USD dalam nota keuangan dan RAPBN 2017.
"Namun kisaran itu lebih kuat dari kisaran sebelumnya," ujar Agus.
Lebih jauh mantan menteri keuangan era Presiden SBY ini menambahkan, menguatnya perkiraan nilai tukar rupiah akan didukung oleh prakiraan arus modal masuk 2017 termasuk dampak implementasi tax amnesty.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id