Penurunan tersebut karena adanya kemerosotan ekonomi lebih lanjut sehingga membuat negara tersebut ditempatkan pada risiko default (gagal bayar) utang dalam dua tahun ke depan.
AFP melansir, Rabu (17/9/2014), penurunan peringkat ini menempatkan raksasa minyak Amerika Selatan yang sedang kesulitan itu jauh ke wilayah pemeringkatan "speculative grade", sebuah peringatan bagi investor bahwa negara itu menghadapi kemungkinan default selama dua tahun ke depan.
S&P dalam pernyataannya juga mengeluarkan prospek negatif untuk Venezuela, serta menunjukkan kemungkinan penurunan peringkat baru dalam jangka menengah.
"Resesi ekonomi, inflasi yang tinggi dan meningkatnya tekanan likuiditas eksternal akan terus mengikis kemampuan pemerintah untuk membayar kewajiban eksternal selama dua tahun ke depan," kata S&P.
Pengumuman itu datang karena meningkatnya kekhawatiran di Venezuela atas solvabilitas pemerintah, yang berutang hampir USD6,5 miliar dan jatuh tempo bulan depan.
Angka tersebut bahkan merupakan sepertiga dari cadangan yang diumumkan. Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, tetapi telah dilanda krisis devisa, kekurangan kronis barang-barang dasar, dan merajalelanya inflasi tahunan lebih dari 60 persen.
Kritikus menuduh pemerintah sosialis Presiden Nicolas Maduro, yang merupakan pewaris politik sayap kiri Hugo Chavez, mendistorsi ekonomi dengan subsidi borod dan kontrol devisa yang ketat. S&P memperkirakan ekonomi Venezuela akan mengalami kontraksi hingga 3,5 persen pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News