"Untuk sementara akan banyak impor karena masih banyak butuh capital good untuk membangun sektor manufaktur," kata Felia, kepada Metrotvnews.com, di Jakarta, seperti diberitakan Jumat (23/10/2015).
Menurut mantan Vice President Bank Rakyat Indonesia (BNI), dalam membangun dan menghidupkan kembali sektor manufaktur membutuhkan barang modal yang harus diimpor, utamanya barang-barang itu berasal dari Tiongkok, Eropa, Jerman, dan juga Italia.
"Mereka datang ke sini menawarkan peralatan untuk mengembangkan pasokan sektor manufaktur yang akan kita dorong," tutur cucu dari mantan Menteri Luar Negeri Agus Salim ini.
Namun demikian, dirinya meminta agar masyarakat tidak khawatir dengan peningkatan impor tersebut karena bertujuan untuk pengembangan sektor manufaktur. Apalagi, pengeluaran untuk impor tersebut bisa diseimbangkan dengan pertumbuhan sektor jasa atau service sector yang banyak menghasilkan pemasukan.
"Sektor jasa sebagai pendukung banyak hal. Itu luas sekali daya dukungnya. Penyerapan tenaga kerja sepertinya besar di sana. Kalau ada kebijakan yang meningkatkan dan menguatkan sektor ini lebih dahsyat lagi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News