Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu.

Ini Alasan Luhut Terus Ngelobi Tiongkok Biar Dapat Bunga Murah

Insi Nantika Jelita • 11 April 2023 17:11
Jakarta: Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyampaikan alasan dibalik getolnya upaya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang terus melobi Tiongkok agar mendapat pinjaman berbunga murah.
 
Saat ini Luhut tengah memfinalkan besaran suku bunga pinjaman cost overrun dengan pejabat Tiongkok. Luhut ingin agar bunga tersebut sebesar dua persen, lebih rendah dari yang diajukan Tiongkok senilai empat persen.
 
Menurut Tauhid, dengan suku bunga pinjaman, pembengkakan biaya atau cost overrun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) bisa menjadi lebih rendah. Hal tersebut bisa menekan biaya usaha PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), sebagai operator proyek tersebut.

"Memang seharusnya Indonesia terus negosiasi untuk menekan bunga pinjaman cost overrun. Ini penting karena bisa mengurangi beban perusahaan (KCIC) ke depannya," kata Tauhid saat dihubungi, Selasa, 11 April 2023.
 
Menurutnya, dengan suku bunga ditekan lebih rendah, maka besaran angsuran pokok bunga bisa dibayar lebih cepat. Lalu, ada efisiensi biaya yang dikeluarkan KCIC untuk membayar utang ke Tiongkok.
 
"Kalau bunga proyek KCJB itu bisa ditekan dari sekarang, pokok bunga bisa dibayar jauh lebih cepat. Ini bisa mengurangi beban jangka panjang perusahaan," terangnya.


Biaya KCJB bengkak hingga Rp18 triliun


Adapun pembengkakan biaya KCJB yang disepakati kedua negara senilai USD1,2 miliar atau sekitar Rp18 triliun (kurs Rp14.895 per USD). Indonesia harus menanggung utang sebesar USD560 juta atau sebesar Rp8,3 triliun. Utang tersebut berasal dari China Development Bank (CDB).
 
Tauhid menerangkan, pada awalnya skema proyek KCJB ialah antarbadan usaha atau business to business (B2B) dari konsorsium BUMN dua negara, Indonesia dan Tiongkok. Namun, proyek ini berujung pada skema pemerintah ke pemerintah atau government to government (G to G).
 
"Awalnya B2B, tapi karena proyeknya bengkak, terus tidak ada uang, akhirnya pemerintah pinjam ke Tiongkok. Uangnya (bunga pinjaman) juga nanti dari APBN," kata Tauhid.
 
Baca juga: Masih Alot, Luhut Bujuk Tiongkok Pangkas Bunga Pinjaman Kereta Cepat
 

Pembayaran bunga pinjaman dirogoh dari duit negara


Sebelumnya, Luhut menawarkan ke Tiongkok agar penjaminan atas pinjaman untuk pembengkakan biaya KCJB melalui PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII), tidak langsung dari APBN.
 
Tauhid menjelaskan, ujung dari pembayaran bunga pinjaman proyek KCJB tetap dirogoh dari uang negara. Ia menyebut uang yang disalurkan dari PII akan diputar berbentuk investasi dulu melalui berbagai proyek infrastruktur pemerintah.
 
"Duitnya pasti lewat APBN. Bedanya PII itu lembaga, dia menghasilkan return dari proyek lain. Mungkin pemerintah beralasan, daripada bayar langsung, lebih baik diinvestasikan dulu," pungkasnya.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan