Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan secara keseluruhan aktivitas ekonomi di kuartal ini relatif kuat didukung pelonggaran pembatasan aktivitas, stimulus pemerintah, hingga momen Ramadan dan Idulfitri.
"Kami memperkirakan bahwa Indonesia akan keluar dari resesi dengan ekonomi tumbuh sekitar 6,4 persen," katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 4 Agustus 2021.
Meski masih di tengah situasi pandemi covid-19, indikasi pemulihan ekonomi yang signifikan ditunjukkan oleh kinerja kredit yang meningkat tajam sepanjang April dan Mei 2021. Terutama didorong oleh peningkatan kredit modal kerja dan kredit investasi.
"Pertumbuhan positif kredit konsumsi dan akselerasi inflasi inti menunjukkan daya beli mulai pulih, meskipun konsumen masih enggan berbelanja," ungkapnya.
Ia menambahkan, Indonesia terus mencatatkan surplus perdagangan selama 13 bulan berturut-turut sejak Mei tahun lalu di tengah awal gelombang kedua pandemi covid-19. Namun, surplus transaksi berjalan diperkirakan akan tetap negatif.
Berbeda dengan impor tahun lalu yang melemah akibat pandemi, Riefky menyebut, impor barang mentah dan barang modal mulai bangkit. Kenaikan impor juga tercermin dari angka PMI Manufaktur yang mencapai level di atas 50 sepanjang Mei-Juni 2021.
"Namun, lonjakan tajam dalam kasus positif covid-19 dan pembatasan sosial yang berkepanjangan sejak akhir bulan Juni diperkirakan akan menahan kemajuan pemulihan ekonomi pada sisa kuartal tahun ini membuat prediksi pertumbuhan untuk 2021 sekitar 3,2 hingga 3,9 persen (yoy)," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News