"Kegiatan ekonomi meningkat secara signifikan pada basis kuartal ke kuartal karena ekonomi negara rebound 5,05 persen secara kuartalan (qtq) di kuartal ketiga ketimbang kuartal kedua di tahun ini di minus 4,19 persen, menunjukkan momentum untuk pemulihan," kata Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja, dalam hasil risetnya, Sabtu, 7 November 2020.
Riset UOB Global Markets & Research yang ditulis Enrico itu menambahkan secara umum hampir semua komponen PDB menurut pengeluaran mengalami kontraksi, kecuali belanja konsumsi pemerintah, yang disebabkan oleh belanja sosial dan modal yang lebih tinggi, serta pencairan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang lebih cepat.
"Dari lima sektor penyumbang PDB terbesar di Indonesia yang mencapai 64,4 persen dari PDB, pertanian tetap menjadi sektor yang paling tangguh," tuturnya.
Melihat tingkat mobilitas Indonesia dan perkembangan covid-19, lanjutnya, kecil kemungkinan Indonesia dapat membukukan pertumbuhan positif di kuartal IV-2020. Secara keseluruhan, UOB memperkirakan pertumbuhan ekonomi yang hampir datar di kuartal keempat.
"Didorong oleh ketersediaan vaksin, kemampuan beradaptasi dalam hidup dengan virus, dan peningkatan belanja konsumen, kami berharap ekonomi Indonesia dapat kembali ke wilayah pertumbuhan positif mulai kuartal I-2021," urainya.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,49 persen pada kuartal III 2020. Artinya, Indonesia resmi masuk resesi setelah pada kuartal sebelumnya juga mencatat kontraksi pertumbuhan ekonomi.
"Ekonomi Indonesia pada kuartal III secara tahunan masih mengalami kontraksi 3,49 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto.
Apabila dirinci, pertumbuhan ekonomi kuartal III ini tumbuh 5,05 persen dibandingkan dengan kuartal II lalu. Sementara secara year to date (ytd) sejak kuartal I sampai dengan kuartal III, ekonomi tercatat kontraksi sebesar minus 2,03 persen.
Suhariyanto menambahkan, ekonomi Indonesia secara kuartalan menunjukan pertumbuhan yang positif dan cukup tinggi. Hal ini diharapkan bisa menjadi pertanda positif untuk pemulihan ekonomi nasional di kuartal selanjutnya.
"Artinya terjadi perbaikan ekonomi yang signifikan dan ini bisa menjadi modal yang bagus untuk melangkah ke kuartal IV 2020," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News