"Ini kebiasaan birokrasi kita. Oktober-November biasanya belanja meroket. Kalau media tulis ekonomi akan meroket. Belanjanya nanti akan meroket. Itu juga akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi kita. Kita harus yakin itu. Saya ngomong masa tidak percaya. Tadi langsung dari Menteri Keuangan (Menkeu)," ujar Jokowi ketika ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Senin (10/8/2015).
Dia menjelaskan, untuk mencapai hal tersebut, Indonesia harus bisa masuk ke hilirisasi industri. Langkah itu bisa dilakukan dengan cara mendorong pihak swasta, seperti membangun infrastruktur. Posisi swasta menjadi penting karena dibutuhkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
"Tapi kalau swasta belum gerak, saya dorong BUMN, supaya yang lain jadi ikut. Jadi, jangan bilang swasta dikit-dikit diambil dari BUMN. Swasta ingin masuk silahkan. Kalau tidak masuk (saya) perintahkan BUMN, karena kami butuh percepatan pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Jokowi mengatakan, sektor infrastruktur dan industri butuh waktu yang lama, sehingga hasilnya tidak terlihat dalam waktu dekat. Setidaknya, dia menyebutkan, dua sampai tiga tahun hasil dari sektor infrastruktur dan industri akan terlihat bagi ekonomi Indonesia.
"Jadi kalau ada yang sampaikan ke saya, menteri lakukan groundbreaking, jangan kaget setelah dua bulan saya datangi lagi, kalau progres tidak benar saya tegur. Diganti direksinya kalau manajemennya bermasalah. Kalau menterinya kurang, ya diganti menterinya. Kalau saya simple begitu. Jadi, kalau ada yang tidak percaya silahkan tunjuk jari saja," ujar Jokowi.
Dalam merealisasikan semua itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini tak menampik memang dibutuhkan waktu yang tidak sedikit. Namun, hal itu tidak menjadi persoalan selama proses yang berjalan memang terlihat dan ada hasil yang sesuai dengan pembangunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id