Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan nilai tukar rupiah akan melemah usai libur Lebaran. Nilai tukar rupiah pada pasar spot diperkirakan melemah pada awal perdagangan usai libur Idulfitri mengingat NDF USD/IDR satu bulan cenderung menguat satu persen dalam sepekan terakhir ini.
"Apabila rupiah cenderung kembali melemah dalam jangka pendek ini, BI diperkirakan akan mempertimbangkan pengetatan kebijakan moneter kembali dengan menaikkan tingkat suku bunga acuan," kata Josua, kepada Medcom.id, di Jakarta, Rabu, 20 Juni 2018.
Dirinya menambahkan menjaga stabilitas rupiah dalam jangka pendek merupakan prioritas BI di bawah kepemimpinan Perry Warjiyo. Meski demikian, Josua menilai, kenaikan suku bunga acuan akan memberi dampak negatif terhadap pasar saham.
"Sehingga ekspektasi (kenaikan suku bunga BI) tersebut tercermin dari pelemahan saham-saham perbankan yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar sehingga mengerek indeks harga saham gabungan juga turut melemah," jelas dia.
Namun demikian, nilai tukar rupiah diperkirakan cenderung stabil mengingat BI sudah melakukan kebijakan pre-emptive, front loading, dan ahead the curve dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) pada Mei lalu yang diharapkan dapat mendukung stabilitas rupiah.
"Selain itu, BI akan tetap berada di pasar dan akan melakukan langkah-langkah dual intervention pada pasar obligasi dan valas apabila terjadi peningkatan volatilitas di pasar keuangan dan rupiah," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News