"Di era pandemi justru mendorong akselerasi penggunaan teknologi digital," katanya dalam Webinar Digitalisasi sebagai Sarana Pencegahan Korupsi, Rabu, 3 Agustus 2022.
Susiwijono menuturkan era pandemi merupakan momentum yang telah berhasil mendorong adopsi digital oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, termasuk saat melakukan aktivitas ekonomi.
Hal itu dibuktikan dengan adanya 21 juta konsumen baru layanan digital Indonesia saat pandemi (Maret 2020 sampai semester I-2021) yang 72 persen diantaranya berasal dari rural area. Sedangkan dari sisi penjual pun semakin paham teknologi digital yakni 98 persen telah menggunakan pembayaran digital.
Ia menjelaskan perkembangan ekonomi internet ASEAN sepanjang 2021 mencapai USD70 miliar atau tumbuh 49 persen (yoy) dibanding USD47 miliar pada 2020 dan 40 persen diantaranya disumbang oleh Indonesia.
"Perkembangan ekonomi digital luar biasa dibandingkan semua negara ASEAN. Indonesia porsinya sekian kali lipat dibandingkan negara ASEAN lainnya dan diprediksi terus tumbuh sangat signifikan," kata Susiwijono.
Secara rinci penopang utama ekonomi internet Indonesia adalah e-commerce yaitu USD53 miliar pada 2021 yang naik dari USD35 miliar dan akan meningkat menjadi USD104 miliar pada 2025.
Kontribusi kedua berasal dari transportasi dan makanan yaitu USD5,1 miliar pada 2020, USD6,9 miliar pada 2021 dan diprediksi meningkat menjadi USD16,8 miliar pada 2025.
Baca juga: Erick Thohir: Indonesia Jangan Sampai Menyesal Terlambat Bangun Ekosistem Metaverse |
Ketiga adalah media online yang pada 2020 berkontribusi sebesar USD4,3 miliar, USD6,4 miliar pada 2021 dan akan kembali meningkat pada 2025 mencapai USD15,8 miliar.
Penopang terakhir dari ekonomi internet di Indonesia adalah berasal dari online travel yang pada 2020 mencapai USD2,6 miliar, USD3,4 miliar pada 2021 dan akan meningkat menjadi USD9,7 miliar pada 2025.
Sementara berdasarkan negara tujuan utama konsumen Indonesia untuk melakukan transaksi cross border meliputi Tiongkok dengan porsi 41 persen, Amerika Serikat 10 persen, dan Singapura 10 persen.
"Proyeksi nilai transaksi cross border e-commerce (B2C) Indonesia pada 2021 meningkat 90,08 persen (yoy)," ujar Susiwijono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News