"Bahkan hari ini sempat turun di bawah Rp14.100 per USD, meskipun sekarang sedikit di atas Rp14.100 per USD," ujar Perry di Kompleks Perkantoran BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat, 21 Juni 2019.
Menurut Perry, menguatnya nilai tukar rupiah dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya imbas dari derasnya aliran modal asing yang masuk (capital inflow) ke Indonesia lewat berbagai portofolio. Kondisi demikian menandakan bahwa prospek perekonomian Indonesia semakin baik.
"Persepsi investor asing terhadap Indonesia semakin membaik terlihat dari indikator seperti credit default swap (CDS) dari 101,4 menjadi 87,9. Demikian juga aliran modal asing yang terus masuk," terang dia.
Soal capital inflow, secara year to date (ytd) mencapai sebanyak Rp130,24 triliun. Dana asing tersebut masuk melalui Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp72,96 triliun dan saham senyak Rp58,95 triliun.
"Dalam minggu terkahir memang investor asing net beli. Minggu lalu ada lelang dari SBN, demikian juga minggu ini terjadi aliran modal asing masuk," jelas Perry.
Berdasarkan data transaksi 17-20 Juni 2019, sambungnya, capital inflow di BI sebesar Rp23,67 triliun. "Di antaranya masuk melalui SBN Rp22,66 triliun, terutama pada minggu-minggu terakhir banyak masuk ke SBN," pungkas Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News