Deputi Gubernur BI Mirza Adityaswara. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
Deputi Gubernur BI Mirza Adityaswara. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

Pasca Kenaikan Harga BBM, Ada Aliran Modal Masuk Rp17,4 T

25 November 2014 15:42
medcom.id, Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat adanya aliran modal masuk (capital inflow) ke pasar portofolio sebesar Rp17,4 triliun pada pekan lalu.
 
"Ada capital inflow ke pasar SBN (surat berharga negara) dan saham," kata Deputi Gubernur BI Mirza Adityaswara melalui pesan singkat, Selasa (25/11/2014).
 
Menurutnya, kondisi itu mencerminkan respon positif investor terhadap kebijakan pemerintah yang merealokasi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan penaikan suku bunga acuan oleh BI. Kedua hal itu dilakukan untuk mengendalikan ekspektasi inflasi pasca penaikan harga BBM bersubsidi, sekaligus menurunkan defisit transaksi berjalan.

Saat ini, lanjut Mirza, rasio defisit transaksi berjalan setara 3,07 persen produk domestik bruto dan diharapkan otoritas moneter terus turun ke 2,7 persen di 2015.
 
Adapun tingkat inflasi akhir tahun ini pasca penaikan harga BBM bersubsidi Rp2.000 per liter medio November ini, diestimasi kurang lebih 7 persen. Untuk meredam inflasi, bank sentral merespon penaikan harga BBM tersebut dengan memompa BI rate 0,25 persen menjadi 7,75 persen. Itu adalah penaikan pertama sejak November 2013.
 
"Itu juga menggambarkan pengelolaan makroekonomi yang prudent dan memprioritaskan stabilitas funding untuk perekonomian kita," tutur Mirza.
 
Ketatnya likuiditas perbankan dalam negeri dewasa ini membuat dependensi Indonesia kepada sumber pembiayaan dari luar negeri menguat. Maka, bank sentral menganggap penting persepsi pemodal asing terhadap perekonomian nasional.
 
Di pasar obligasi negara, misalnya, Indonesia harus menjaga agar imbal hasil (return) bagi investor tetap menarik, tapi tanpa membebani anggaran secara berlebihan. Adapun jika inflasi naik, investor umumnya akan menuntut imbal hasil yang lebih tinggi.
 
Saat ditanya mengenai peluang BI menurunkan suku bunga dalam tiga bulan kedepan, tempo yang diprediksi dibutuhkan untuk inflasi kembali ke laju normalnya, Mirza menjawab singkat, "Sabar ya," kata dia.  (Irana Shalindra)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan