Menurutnya, Indonesia menghadapi berbagai permasalahan agar neraca perdagangan surplus. Seperti harga komoditas batu bara yang turun, ekspor melemah, tingginya impor, dan kenaikan harga minyak dunia. Kondisi tersebut akan menekan laju perekonomian dalam negeri.
"Tanpa reformasi struktural, pertumbuhan perekonomian akan turun dari 5%," ujar Helmi dalam paparannya yang bertajuk 'Tantangan Ekonomi Bagi Pemerintah Baru', di Jakarta, Jumat (4/7/2014).
Untuk mencapai pertumbuhan perekonomian sebesar 5% dalam lima tahun mendatang akan lebih sulit dibandingkan periode 2004-2014. Hal itu disebabkan pemerintah yang gagal memgimplementasi kebijakan. "Diakibatkan arah pembangunan yang kurang terkendali," kata Helmi.
Kenaikan penjualan kendaraan bermotor, menurut Helmi, merupakan bentuk kegagalan pemerintah membangun transportasi publik. Pasalnya, kondisi tersebut berdampak pada konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang meningkat. Sementara Indonesia masih impor minyak.
"Berdasarkan data pada 2009-2013, kenaikan impor dikontribusikan sebagai upaya untuk pemenuhan konsumsi domestik," paparnya.
Untuk itu, Helmi menegaskan pemerintah perlu menekan konsumsi domestik. Rencana itu untuk merupakan upaya perbaikan.
"Kalau tidak ada pengereman konsumsi ataupun kenaikan investasi yang mendorong ekspor, maka neraca transaksi akan kembali ke level 2013 atau lebih (buruk)," tuturnya.
Selain konsumsi domestik, pemerintah juga perlu mengubah aturan yang mendorong investasi yang bergerak pada kegiatan ekspor. Kebijakan itu bertujuan memperbaiki defisit neraca perdagangan. "Saat ini sekitar 80% investasi yang membangun pabrik untuk memenuhi kebutuhan domestik," ungkapnya.
Ia menuturkan Indonesia harus memanfaatkan momentum siklus investasi yang berlangsung hingga 2016. Apalagi saat ini perekonomian China menurun. Serta kondisi politik Thailand yang belum membaik. Kondisi tersebut harus dimanfaatkan pemerintah untuk mewujudkan reformasi struktural.
Insentif untuk investasi merupakan faktor yang menghambat Indonesia untuk memiliki daya saing. Selain infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News