Kenaikan FFR dinilai akan mempengaruhi pasar keuangan dunia. Di Indonesia selain berpotensi mempengaruhi nilai tukar rupiah, kenaikan FFR juga diwaspadai pemerintah dalam pembiayaan melalui penerbitan surat utang.
Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah sudah memikirkan potensi yang akan terasa di setiap lini sektor karena kenaikan FFR.
baca : Kenaikan Fed Rate Jadi Ajang Spekulasi
"Sebetulnya kita sudah lakukan itu tujuh bulan lalu," kata Darmin di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu 15 Maret 2017.
Dia bilang untuk menangani pembiayaan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), pemerintah tidak mau sepenuhnya mengandalkan utang. Sebab utang akan menambah tekanan bagi pemerintah di kemudian hari.
Oleh karenanya, kata mantan Gubernur Bank Indonesia ini, pemerintah mencari cara agar tekanan utang dalam APBN lambat laun bisa dipersempit. Apalagi, jika utang yang digunakan untuk mendanai proyek-proyek terutama infrastruktur.
"Jadi intinya jangan APBN yang ini, jangan ada tekanan tambahan utang. Kita malah undang swasta yang masuk," ujar dia.
Sekadar informasi, tahun ini pembiayaan anggaran dalam APBN sebesar Rp330,2 triliun. Total utang baru sebesar Rp384,69 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id