"Kemudian berlanjutnya stimulus kebijakan moneter, kemajuan dalam restrukturisasi kredit dan dunia usaha, serta dampak positif meluasnya penggunaan media digital," ungkapnya dalam telekonferensi hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Agustus 2020 di Jakarta, Rabu, 19 Agustus 2020.
Perkembangan pada Juli 2020 memperkuat indikasi pemulihan permintaan domestik dimaksud, tercermin pada kenaikan indikator dini seperti mobilitas masyarakat, penjualan eceran dan daring (online), keyakinan konsumen, serta ekspektasi kegiatan usaha.
"Perekonomian global yang membaik juga mendorong perbaikan prospek kinerja sektor eksternal dan pemulihan ekonomi nasional. Kinerja positif ekspor berlanjut pada Juli 2020, tercermin pada kenaikan ekspor sejumlah komoditas, seperti besi dan baja, serta bijih logam," tutup Perry.
Adapun pertumbuhan ekonomi domestik kuartal II-2020 terkontraksi sebesar minus 5,32 persen (yoy) seiring kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengakibatkan mobilitas manusia dan barang tersendat sehingga menurunkan permintaan domestik serta aktivitas produksi dan investasi.
"Kontraksi ekspor juga tidak sebesar prakiraan. Permintaan khususnya dari Tiongkok atas beberapa komoditas ekspor seperti besi dan baja, bijih logam, serta pulp dan waste paper," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News