"Untuk poin pertumbuhan ekonomi kita tunda dulu hingga esok hari pukul 11.00 (WIB) karena membutuhkan pendalaman," kata Wakil Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah, seperti dikutip dari Antara, sebagai pimpinan sidang memutuskan dalam rapat kerja, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/9/2016).
Poin-poin asumsi makro RAPBN 2017 yang disetujui oleh Banggar yaitu inflasi 4,0 persen, tingkat suku bunga SPN tiga bulan 5,3 persen, nilai tukar rupiah Rp13.300 per USD, tingkat pengangguran 5,6 persen, tingkat kemiskinan 10,5 persen, indeks gini rasio 0,39, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 70,1.
Sementara itu, Anggota Banggar DPR RI mempertanyakan mengenai asumsi pertumbuhan ekonomi 2017 yang diusulkan dari hasil rapat kerja Komisi XI DPR RI dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati lebih rendah 0,2 persen dari yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada 16 Agustus 2016 dalam nota keuangan.
Dalam pidato kenegaraan 16 Agustus 2016, Presiden Joko Widodo menyampaikan asumsi makro pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5,3 persen, sementara hasil rapat Komisi XI menyepakati angka 5,1 persen. Komisi XI dan Menteri Keuangan menyepakati angka tersebut dengan menimbang berbagai faktor yang dianggapnya lebih realistis untuk dicapai pada 2017.
Namun, Banggar masih belum menyepakati angka 5,1 tersebut dengan alasan bisa berpengaruh pada kredibilitas Pemerintah Indonesia termasuk Presiden Joko Widodo yang menyampaikannya dalam nota keuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id