Ilustrasi (MI/USMAN ISKANDAR)
Ilustrasi (MI/USMAN ISKANDAR)

Kebutuhan Valas Diprediksi Masih Tinggi

Suci Sedya Utami • 13 Oktober 2018 17:20
Nusa Dua: Bank Indonesia (BI) memprediksi kebutuhan valuta asing (valas) dalam bentuk dolar Amerika Serikat (USD) masih akan tetap besar ke depan. Adapun kebutuhan tersebut sangat tergantung oleh impor yang pada masa mendatang bisa diturunkan atau tidak.
 
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan selama ini impor menjadi salah satu sumber defisit transaksi berjalan (CAD) yang berdampak pada tertekannya nilai tukar rupiah terhadap USD. BI bersama dengan pemerintah pun terus melakukan sejumlah upaya yang salah satunya intervensi agar rupiah tidak melemah lebih dalam.
 
"Pertanyaannya apakah permintaan valas akan tetap besar? Ya mungkin," kata Dody, di sela Pertemuan Tahunan IMF-WB, di Nusa Dua, Bali, Sabtu, 13 Oktober 2018.


 
Menurutnya besarnya permintaan terhadap USD bisa memengaruhi pergerakan rupiah. Namun demikian, BI memastikan cadangan devisa masih bisa digunakan untuk menjaga gerak rupiah agar tetap bergerak sesuai fundamentalnya dan mencegah terjadinya terjun bebas.
 
Meski Dody mengakui cadangan devisa telah turun dari USD118,3 miliar di Juli menjadi USD117,9 miliar di Agustus, namun ia meyakini dengan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dan BI untuk mendorong ekspor dan pariwisata akan bisa meningkatkan cadangan devisa dan menekan defisit transaksi berjalan.
 
"Bagaimana menggenjot valuta asing? secara sektoral pariwisata dikedepankan, lalu manufaktur dan lain-lain. Itu positif pada postur neraca transaksi berjalan," pungkas Dody.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan