Bukan hanya libur hari raya Natal dan tahun baru saja, Sri Mulyani menyebut pelaksanaan Pilkada juga harus dijaga dengan ketat. Apabila kasus covid-19 di Indonesia kembali meningkat, pemerintah bisa saja kembali menginjak rem dengan membatasi aktivitas masyarakat.
"Kita harus betul-betul menjaga agar jangan sampai rem harus diinjak hanya karena covid-19 mengalami eskalasi yang meningkat secara pesat," kata dia dalam webinar di Jakarta, Senin, 14 Desember 2020.
Ia menceritakan kenaikan kasus covid-19 juga terjadi di negara-negara lain. Oleh karena itu, pemerintah ingin kenaikan kasus covid-19 di sejumlah negara perlu menjadi pelajaran agar seluruh pihak berhati-hati dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Di Amerika Serikat, Eropa, bahkan Jerman akan terjadi restriksi yang ketat. Prancis sama. Negara nordik termasuk Swedia sekarang dihadapkan kondisi yang luar biasa sangat menentukan. Ini menunjukkan covid enggak boleh di-underestimate," ungkapnya.
"Negara kuat pun harus melakukan langkah-langkah yang luar biasa. Di Tokyo, Jepang, dan Korea Selatan terjadi langkah-langkah penanggulangan kemungkinan adanya gelombang kedua pandemi covid-19. Kita juga perlu mewaspadai," lanjut dia.
Untuk mencegah penyebaran pandemi covid-19, pemerintah telah memutuskan untuk mengurangi jumlah libur akhir tahun. Cuti bersama yang semula enam hari, kemudian hanya diberlakukan pada 24, 30, dan 31 Desember 2020 saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News