"Selama ini kita lihat realisasi program PEN mengalami kenaikan dari tingkat pemanfaatannya mencapai 58,7 persen. Terutama didukung oleh realisasi belanja sosial yang meningkat sangat tajam," kata dia dalam video conference di Jakarta, Senin, 23 November 2020.
Apabila dibandingkan dengan Oktober 2020, realisasi anggaran PEN mengalami kenaikan Rp41,99 triliun dari sebelumnya Rp366,62 triliun. Bahkan dibandingkan semester I-2020, realisasi program ini mengalami peningkatan hingga 31,9 persen.
Jika dirinci, realisasi untuk sektor kesehatan adalah Rp37,31 triliun dari pagu Rp97,26 triliun. Untuk perlindungan sosial realisasinya sebesar Rp193,07 triliun dari Rp234,33 triliun, dan sektoral K/L dan Pemda terealisasi Rp35,33 triliun dari Rp65,97 triliun.
Selanjutnya untuk dukungan UMKM sudah direalisasikan sebesar Rp96,61 triliun dari Rp114,81 triliun, insentif usaha terealisasi Rp44,3 triliun dari Rp120,6 triliun, dan pembiayaan korporasi yang sudah disalurkan sebesar Rp2 triliun dari Rp62,2 triliun.
"Tapi juga kita liat untuk TKDD, ada dana insentif daerah dan cadangan DAK Fisik ada terjadi realisasi yang cukup signifikan, dan juga pembiayaan BUMN yang sudah mulai mendapatkan PMN-nya pada November ini," jelasnya.
Realisasi program PEN yang bersifat Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) terdiri dari Rp1,84 triliun di anggaran kesehatan, Rp18,95 triliun di perlindungan sosial, serta Rp12,2 triliun di sektoral K/L dan pemda untuk Dana Insentif Daerah (DID) Pemulihan Ekonomi serta cadangan DAK Fisik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News