Menurut data terbaru Mandiri Spending Index per 15 Mei 2025, indeks tabungan kelompok ini tercatat di angka 79,6 poin.
Walau masih lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu (Mei 2024) yang berada di angka 85,9 poin, tren ini dinilai positif.
“Selama hampir sepanjang 2025, (indeks) tabungan ini, terutama untuk kelompok bawah, sedikit menurun. Namun, kami lihat di minggu (pertengahan) Mei ini, tingkat tabungan kelompok bawah mulai meningkat,” ujar Head of Mandiri Institute Bank Mandiri, Andre Simangunsong dilansir Antara, Selasa, 20 Mei 2025.
Ia berharap perbaikan ini bisa menjadi sinyal bahwa pendapatan masyarakat mulai membaik.
“Ini semoga menjadi katalis positif ke depan bahwa masyarakat mulai mendapatkan pendapatan atau income yang lebih tinggi,” lanjut Andre.
Baca juga: Sering Gagal Nabung? Coba 7 Cara Ini Biar Duit Nggak Cuma Numpang Lewat! |
Kelas menengah dan atas justru alami penurunan tabungan
Berbeda dengan kelompok bawah, indeks tabungan masyarakat kelas menengah dan atas justru menunjukkan tren penurunan dibanding bulan lalu maupun tahun sebelumnya.Kelas menengah: turun tipis dari 100,9 poin (Mei 2024) ke 100,8 poin (Mei 2025).
Kelas atas: turun dari 96,7 poin ke 93,3 poin pada periode yang sama.
Penurunan ini turut menggambarkan tantangan daya beli yang belum sepenuhnya pulih, khususnya di kelompok menengah ke bawah.
“Memang kalau dilihat kelompok yang middle to lower (menengah ke bawah) memang terjadi penurunan daya beli ya, di mana kalau kita lihat juga savings-nya (tabungannya) juga menurun, walaupun tadi menarik bahwa di data terakhir kami itu savings di kelompok bawah itu meningkat,” kata Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro.
Belanja kelas menengah atas stabil
Meski tabungan cenderung menurun, kelompok masyarakat menengah atas tetap menjaga pola konsumsi yang stabil.Terlihat dari meningkatnya pengeluaran untuk kebutuhan pokok hingga gaya hidup.
Belanja yang meningkat mencakup:
- Makanan dan kebutuhan rumah tangga (staple food)
- Tiket perjalanan dan transportasi
- Produk perawatan diri seperti skincare
Ini menunjukkan bahwa daya beli kelompok ini masih relatif terjaga, meski sebagian memilih untuk lebih banyak membelanjakan uang daripada menabung.
Baca juga: Kakeibo: Rahasia Orang Jepang Mengatur Keuangan |
Daya beli bergantung pada ekonomi dan kepercayaan konsumen
Menurut para ekonom, daya beli masyarakat ke depan sangat bergantung pada kondisi ekonomi nasional, terutama dari sisi industri dan kepercayaan konsumen.“Ke depannya tentu saja tergantung dari faktor fundamental di Indonesia sendiri, terkait yang akan mempengaruhi kemudian daya beli masyarakat Indonesia, seperti perkembangan industri manufaktur, terutama kalau kita lihat dari dampak dari trade war (perang dagang) kepada industri manufaktur kita,” kata Andry.
Selain itu, faktor eksternal seperti inflasi rendah, nilai tukar yang mulai stabil, dan potensi rebound di pasar saham juga bisa ikut memengaruhi psikologi konsumen.
“Jadi, harusnya ini bisa ke depan membuat optimis ya dari segi konsumen untuk mempertahankan daya belinya atau meningkatkan konsumsi,” ujar Head of Macroeconomics and Financial Market Research Bank Mandiri, Dian Ayu Yustina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id