Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penetapan target pertumbuhan ekonomi pada titik tengah merupakan keputusan yang tepat. Menurutnya target ini menggambarkan antara harapan namun juga kehati-hatian terhadap kondisi tahun depan.
"Dengan adanya perkembangan covid terutama akhir-akhir ini kita melihat eskalasi ketidakpastian meningkat untuk 2020 dan masih akan berlangsung di 2021. Sehingga kita memang patut waspada namun tidak kehilangan fokus untuk optimis dalam menghadapi masalah," kata dia, dalam rapat dengan Banggar di Jakarta, Jumat, 11 September 2020.
Selain pertumbuhan ekonomi, asumsi dasar ekonomi makro lainnya tetap sama sesuai yang diajukan dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN 2021. Misalnya saja target inflasi yang tetap berada di level tiga persen.
Tak hanya itu, nilai tukar rupiah juga ditetapkan sebesar Rp14.600 per USD, tingkat suku bunga SBN 10 tahun sebesar 7,29 persen, serta harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar USD45 per barel.
"Lifting minyak 705 (ribu barel), masih sama dan lifting gas 1,007 juta barel setara minyak per hari, sama yang ada dalam RUU (APBN). Yang berubah adalah cost recovery yang menurun dari USD8,5 miliar menjadi USD8 miliar turun USD500 juta," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News