"Dari Rp104,4 triliun, realisasi penyerapan di Kemensos per 14 Juli sudah sekitar Rp66,2 triliun atau 63,4 persen. Prognosis kita sampai akhir semester II minimal 97,38 persen penyerapan," kata Menteri Sosial Juliari P Batubara dikutip dari Antara, Rabu, 15 Juli 2020.
Juliari merinci total realisasi itu terdiri dari program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya sebesar Rp133,53 miliar atau 39,21 persen dari Rp340,58 miliar serta program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Rp15,07 miliar atau 46,31 persen dari Rp33,55 miliar.
Kemudian program pemberdayaan sosial Rp100,88 miliar atau 36,72 persen dari total anggaran Rp274,7 miliar, program rehabilitasi sosial Rp395,59 miliar atau 44,26 persen dari Rp893,76 miliar, serta program perlindungan dan jaminan sosial Rp26,65 triliun atau 62,66 persen dari Rp42,54 triliun.
Selanjutnya program penanganan fakir miskin terealisasi sebesar Rp38,81 triliun atau 64,7 persen dari total anggaran Rp59,99 triliun serta program pendidikan, pelatihan, penelitian, pengembangan, dan penyuluhan sosial Rp129,94 miliar atau 34,47 persen dari Rp377,02 miliar.
"Di Kemensos itu dari awalnya anggaran kami Rp62,8 triliun untuk tahun ini lalu kini telah menjadi Rp104,4 triliun dan kemungkinan besar nanti sesudah hari ini menjadi Rp124,8 triliun," tambah dia.
Ia pun optimistis mampu memaksimalkan penyerapan anggaran sesuai target yakni 97,38 persen hingga akhir tahun dengan dukungan pemerintah pusat maupun daerah. Sementara itu, anggaran Rp203,9 triliun untuk perlindungan sosial dalam rangka penanganan dampak covid-19 disebut tidak berada sepenuhnya di Kemensos.
"Untuk perlindungan sosial di paketnya Bu Menkeu terhadap covid-19 ini sebenarnya realisasi yang keluar seperti 28 persen atau berapa persen itu adalah klaster tapi tidak semuanya ada di Kemensos," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News