Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. FOTO: Kemenkeu
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. FOTO: Kemenkeu

Kondisi Global Berkembang Sangat Dinamis, Sri Mulyani: Kita Harus Atasi Inflasi Tanpa Lemahkan Ekonomi!

Angga Bratadharma • 05 Desember 2022 15:32
Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi global telah berkembang dengan sangat dinamis yang menciptakan tantangan besar bagi para pembuat kebijakan. Kondisi ini akan berujung pada pertumbuhan ekonomi yang memburuk disebabkan oleh tingginya inflasi dan respons dari sisi moneter.
 
"IMF memproyeksikan situasi ekonomi global akan melambat. Pertumbuhan secara global akan menurun dari enam persen pada 2021 menjadi hanya 3,2 persen pada 2022, dan berkurang lagi menjadi 2,7 persen pada 2023," ungkapnya, dalam Inaugural ASEAN+3 Economic Cooperation and Financial Stability Forum, dilansir dari keterangan tertulisnya, Senin, 5 Desember 2022.
 
Ia melanjutkan prospek ekonomi global yang di revisi ke bawah ini memberikan risiko nyata yang kini dihadapi oleh mayoritas negara, termasuk wilayah ASEAN. Berbagai faktor yang memicu kondisi tersebut seperti perang di Ukraina yang menimbulkan peningkatan risiko berupa krisis pangan, energi, dan pupuk.

Bahkan, kondisi ini menciptakan inflasi yang meningkat dan terburuk dalam 40 tahun di banyak negara maju. Kemudian, situasi ini ditanggapi dengan pengetatan kebijakan moneter dan peningkatan suku bunga oleh negara maju yang menyebabkan tingginya arus modal keluar dan melemahnya mata uang di banyak negara berkembang.
Baca: KAI Siapkan LRT Jabodebek dan KA Feeder KCJB untuk Jangkau Stasiun Kereta Cepat

"Tantangan utama jangka pendek bagi banyak negara adalah bagaimana kita harus mengatasi inflasi tanpa melemahkan ekonomi, bagaimana kita mengatasi tekanan harga khususnya pangan dan energi tanpa melemahkan kinerja perekonomian," kata Menkeu.
 
Di tengah guncangan ekonomi global, nyatanya beberapa negara Asia seperti Filipina, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Indonesia mengalami tren pertumbuhan yang meningkat pada kuartal pertama hingga kuartal ketiga 2022.
 
"Indonesia, misalnya, kita dapat mempertahankan tingkat pertumbuhan di atas lima persen selama empat kuartal berturut-turut dengan triwulan III-2022 di mana pemulihan ekonomi sebesar 5,7 persen," jelas Menkeu.
 
Untuk menjaga pemulihan ini, Menkeu mengatakan, fondasi di Asia Pasifik harus diperkuat. Penguatan dengan memerhatikan tantangan global 2023 yaitu kemungkinan resesi yang lebih tinggi di banyak negara maju dan juga masih melanjutkan inflasi yang diikuti tingkat suku bunga yang tinggi.
 
"Kebijakan yang terkalibrasi dengan baik, terencana dengan baik, dan dikomunikasikan dengan baik sangat penting karena kita berurusan dengan semua pelaku ekonomi dan pasar yang bisa sangat tidak stabil," ucapnya.
 
"Kita juga perlu secara efektif menggunakan semua alat yang tersedia untuk mencegah kegagalan pertumbuhan ekonomi. Pemulihan ekonomi global pasti terancam dan kita membutuhkan semua untuk membangun kolaborasi yang kuat di antara para pemangku kepentingan," pungkas Menkeu.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan