Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Panca Syurkani)
Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Panca Syurkani)

Presiden Ingin Kopi Indonesia jadi Raja Pasar Global

Desi Angriani • 04 Oktober 2017 04:46
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam penutupan Rakornas Kadin Indonesia 2017 menyebut ratusan juta penduduk dunia tengah menuju ke level konsumen golongan kelas menengah atau global middle class. Pola hidup masyarakat ke depan akan berubah dari era komoditas ke era gaya hidup.
 
Presiden ingin para pelaku usaha mengambil peluang atau manfaat dalam perubahan tersebut.  Salah satunya dengan memanfaatkan komoditas yang telah menjadi gaya hidup masa kini seperti tradisi minum kopi.
 
"Beberapa ratus juta penduduk di Tiongkok, India, Amerika Selatan dan Afrika, saat ini dalam proses naik kelas untuk menajadi konsumen golongan kelas menengah. Ini peluang bisnis besar, jangan sampai dilewatkan. Jangan kita gagal menggarapnya," ucap Presiden, menutup Rakornas Kadin 2017, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa malam 3 Oktober 2017.

Sekarang ini produksi kopi Indonesia berada di urutan keempat setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia. Menurutnya, kopi asal Indonesia bisa merajai  pasar global jika pelaku usaha serius meningkatkan produksi kopi di seluruh pelosok negeri. Terlebih tanaman kopi dapat tumbuh subur di negara tropis seperti Indonesia.
 
"Karena Brasil produksinya nomor satu hanya 2,8 juta ton, vietnam 1,8 juta ton, sedangkan kita 800 ton dan menanamnya di seluruh Indonesia ini mau semuanya, dari Sabang sampai Merauke mau, kopi di aceh, bali ada, sulwesi, papua ada. Lahannya bisa semuanya dan pertumbuhannya luar biasa," tuturnya.
 
Jokowi menambahkan, tradisi minum kopi sebagai bentuk gaya hidup juga mulai merambah ke dalam negeri. Terbukti dari pertumbuhan warung kopi atau kafe yang mencapai 20 persen. Oleh sebab itu, Presiden menginginkan dunia usaha khususnya UMKM untuk masuk dan bersaing di sektor industri gaya hidup tersebut.
 
"Peremajaan kopi tidak ada yang ngerjain, sekolah mengenai kopi tidak ada, usai panen tidak ada, yang mendidik barista tidak ada. Kecepatan permintaan dengan ini tidak nyambung. ini tugas Bapak dan Ibu semuanya. Ini peluang besar. Baru bicara kopi, belum kakao, kelapa," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan