"Dapat kami setujui dalam rapat Banggar dengan pemerintah kali ini, ada delapan fraksi setuju tanpa memberikan catatan, satu fraksi setuju dengan catatan, dan yang tidak setuju Fraksi Gerindra," ujar Ketua Banggar DPR RI Aziz Syamsuddin, di DPR, Senayan, Jakarta, Rabu malam 27 Juli 2017.
Dalam asumsi dasar makroekonomi di APBNP 2017, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,2 persen dengan tingkat inflasi 4,3 persen dan suku bunga SPN 3 bulan 5,2 persen. Sementara itu nilai tukar rupiah dipatok Rp14.300 per USD, harga minyak mentah USD48 per barel, lifting minyak 815 ribu barel per hari (bph) dan lifting gas 1,15 juta barel setara minyak per hari.
Adapun pendapatan negara dalam APBNP 2017 diprediksi meningkat dari Rp1.714,1 triliun menjadi Rp1.736,1 triliun. Kenaikan ini didukung oleh peningkatan penerimaan negara dari pajak yang ditargetkan meningkat menjadi Rp1.472,7 triliun dari Rp1.450,9 triliun.
Kenaikan ini didapat dari penerimaan perpajakan yakni Pajak Penghasilan (PPh) Rp783,9 triliun, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Rp475,4 triliun, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Rp15,4 triliun, Cukai Rp153,1 triliun, Pajak lainnya sebesar Rp8,7 triliun, serta bea masuk Rp33,2 triliun dan bea keluar Rp2,7 triliun.
Adapun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam APBN-P 2017 diproyeksikan sebesar Rp260,2 triliun. Pendapatan Sumber Daya Alam (SDA) sebesar Rp95,6 triliun, pendapatan bagian laba BUMN sebesar Rp41 triliun, PNBP lainnya sebesar Rp84,9 triliun, dan Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp38,5 triliun.
Untuk belanja negara diperkirakan Rp2.098,9 triliun atau turun Rp12,5 triliun dari RAPBNP 2017 yang sebesar Rp2.111,4 triliun. Dari total tersebut, belanja kementerian dan lembaga menjadi Rp743,7 triliun atau turun dari Rp773,1 triliun, sedangkan belanja non kementerian dan lembaga mengalami peningkatan Rp20,9 menjadi Rp599,4 triliun dari Rp578,5 triliun.
Peningkatan belanja non kementerian menyebabkan subsidi sektor energi dari Rp103,1 triliun menjadi Rp89,9 triliun. Sedangkan transfer ke daerah dan dana desa menjadi Rp755,9 triliun atau turun Rp3,3 triliun dari sebelumnya Rp759,8 triliun. Dengan rincian transfer ke daerah Rp697,7 triliun dan dana desa Rp58,2 triliun.
Dengan total belanja dan pendapatan ini maka defisit anggaran di 2017 diperkirakan Rp362,9 triliun dengan keseimbangan primernya Rp144,3 triliun. Defisit anggaran 2,92 persen diperkirakan dengan pembiayaan utang Rp461,3 triliun baik SBN neto maupun pinjaman neto, termasuk untuk pembiayaan investasi, diantara Penyertaan Modal Negara (PMN) dan LMAN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id